Peringatan Dini Traditional
KODE : L1.SS.C18
- Satelite
- Reflektor
- Seismometer
- Sirine ( Pengeras Tanda Bahaya )
- Electronic Distance Measurements ( EDM )
- Tim tanggap darurat
- COSPEC
- Global Positioning Sytem ( GPS )
- Kantor Gubernur dan Kantor Bupati
- Badan Nasional Penanggulangan Bencana ( BNPB)
- Bandar udara terdekat
- Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi ( PVMBG )
Pemantauan gunungapi merupakan kegiatan pengukuran dan pengamatan untuk mendeteksi perubahan dari gunungapi sebagai gambaran peningkatan aktifitas gunungapi yang disebabkan pergerakan magma di bawah gunungapi. Sistem pemantauan, diantaranya meliputi pengukuran deformasi permukaan, kegempaan, perubahan emisi gas dan pengukuran suhu fumarola. Hasil pemantauan gunungapi digunakan sebagai informasi untuk peringatan dini bahaya letusan gunungapi.
Berdasarkan hasil pemantauan gunungapi, aktifitas gunungapi dikelompokkan menjadi 4 tingkatan, yaitu :
-
- Normal ( level 1 )
Berdasarkan hasil pemantauan secara visual dan atau instrumental dapat teramati fluktuasi tetapi tidak memperlihatkan peningkatan kegiatan berdasarkan karakteristik masing-masing gunungapi. Ancaman bahaya berupa gas-gas beracun dapat terjadi di sekitar pusat letusan berdasarkan karakteristik masing-masing gunungapi. - Waspada ( level II )
Berdasarkan hasil pemantauan secara visual dan atau instrumental mulai teramati atau terekam gejala peningkatan kegiatan gunungapi. Pada beberapa gunungapi dapat terjadi letusan tetapi hanya menimbulkan ancaman bahaya di sekitar pusat letusan berdasarkan karakterisik masing-masing gunungapi. - Siaga ( level III )
Berdasarkan hasil pemantauan secara visual dan atau instrumental teramati peningkatan kegiatan yang semakin nyata. Kegiatan dapat berupa letusan tetapi tidak mengancam pemukiman dan atau aktivitas masyarakat di sekitar gunungapi berdasarkan karakteristik masing-masing gunungapi. - Awas ( level IV )
Berdasarkan hasil pemantauan secara visual dan atau instrumental peningkatan kegiatan dapat diikuti atau telah terjadi letusan yang berpotensi mengancam pemukiman dan atau aktivitas masyarakat di sekitar gunungapi.
- Normal ( level 1 )
Informasi peningkatan aktifitas gunungapi dimulai dari Pos Pengamatan Gunungapi ke Pusat Vulanologi dan Mitigasi Bencana Geologi dan selanjutnya disampaikan ke Pemerintah Daerah setempat ( Gubernur dan Bupati), BNPB, Pusat Keselamatan Penerbangan Internasional dan Bandar udara terdekat.
Peningkatan kewaspadaan masyarakat di kawasan rawan bencana diatur berdasarkan tingkat kegiatan gunungapinya yang terdiri dari :
- Pada kondisi Normal, masyarakat dapat melakukan kegiatan sehri-harinya di Kawasa Rawan Bencana I, II dan III dengan tetap waspada dan mematuhi peraturan Pemerintah Daerah setempat sesuai saran tekhnis Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi ( PVMBG ).
- Pada kondisi Waspada, masyarakat yang berada di Kawasan Rawan Bencana I, perlu meningkatkan kewaspadan terhadap kemungkinan ancaman bahaya tidak langsung dan masyarakat di Kawasan Rawan Bencana II, harus meningkatkan kewaspadaan terhadap kemungkinan ancaman bahaya langsung dan atau bahaya tidak langsung. Masyarakat yang berada di Kawasan Rawan Bencana I dan II masih dapat melakukan kegiatannya dengan meningkatkan kewaspadaannya terhadap ancaman bahaya letusan sambil menunggu perintah dari pimpinan Pemerintah Daerah setempat sesuai saran tekhnis PVMNBG. Pada Kawasan Rawan Bencana III masyarakat tidak diperbolehkan melakukan aktifitas.
- Pada kondisi Siaga, masyarakat di Kawasan Bencana I harus meningkatkan kewaspadaan dan disarankan tidak melakukan aktifitas di sekitar lembah-lembah sungai yang berhulu di daerah puncak. Masyarakat di kawasan Rawan Bencana II, harus menyiapkan diri untuk mengungsi, sambil menunggu perintah dari pimpinan Pemerintah Daerah setempat sesuai saran teknis PVMBG.
- Pada kondisi Awas, masyarakat di Kawasan Rawan Bencana I dan II, harus segera mengungsi sesuai perintah Pemerintah Daerah setempat berdasarakan saran teknis PVMBG.
PERINGATAN DINI TRADITIONAL
Selain menggunakan peralatan pemantauan, peningkatan aktifitas gunungapi dapat dipantau dengan membaca gejala alam yang terjadi. Perilaku binatang yang berada di kawasan gunungapi sering memperlihatkan gejala yang berbeda dari kebiasaannya. Kera, harimau, lebah, burung atau binatang lainnya yang pindah secara masal dari kawasan gunungapi merupakan suatu indikasi adanya perubahan gejala aktivitas gunungapi.
Hal ini didasarkan suatu asumsi bahwa binatang tertentu memiliki sensitivitas terhadap gejala alam. Peningkatan temperatur dan getaran bumi yang disebabkan proses naiknya magma ke permukaan dapat dirasakan oleh beberapa jenis binatang. Sebagian besar masyarakat yang berada di kawasan gunungapi mempercayai fenomena tersebut sebagai indikasi adanya peningkatan aktifitas gunungapi yang akan meletus.
Ketika gunungapi secara visual memperlihatkan indikasi letusan, masyarakat diberikan informasi letusan gunungapi melalui pengeras suara di masjid atau membunyikan kentongan sebagai tanda bahaya yang disertai upaya penyelamatan diri.
=============================================================
- Satelite
- Reflector
- Seismometer
- Sirin ( a device to procedure a loud wailing souns as signal or warning )
- Electronic Distance Measurements ( EDM )
- Quick response team
- COSPEC
- Volcano Observation Post
- Global Positioning System ( GPS )
- Local Government ( Governor & Regency )
- National Disaster Management Agency
- Nearest airport
- Center for Vulcanology and Geological Hazard Mitigation ( CVGHM )
Volcano monitoring is measurements and observations designed to detect changes at the volcano edifice that reflect increasing volcanic activity caused by the movement of magma beneath the volcano. The volcano monitoring system involves, measurement of surface deformation, seismicity and study of changes in gas emission rates and measurements of temperature at fumaroles.
The volcano monitoring provides warning of volcanic unrest, immediately precede most volcanic eruptions. According to volcano monitoring result, the state of volcanic activity is divided into four alert levels system, as follows :
- Normal ( Level I ) :
The volcano indicates a fluctuation in activity even though it does not show significant activities on the basis of visual and instrumental monitoring. A potential hazard from toxic gases may occur at the central eruption of the certain volcanoes characteristic. - Attention ( Level II ) :
The volcano shows an increase in activity on the basis of visual and instrumental monitoring. The eruption may occur for the certain volcanoes with threatening hazard around the central eruption. - Standby ( Level III ) :
The volcano obviously shows increasing activity according to visual and instrumental monitoring. The eruption may occur for the certain volcanoes without threatening hazard to the settlement and people activities those live around the volcano. - Evacuation ( Level IV ) :
The vulcano tends to erupt and potentially threatened settlement and people activities that live around the volcano.
Distribution of information for increasing volcanic activity is propagated from volcano observatory post to Center for Volcanology and Geological Hazard Mitigation and then prosecuted to the local government ( Governor and Regency ), National Disaster Management Agency, Aviation Safety Centre and nearest airport.
Early warning sustem as an lertness system to people living in the volcanic area is provided on the basis of the level of volcanic activity :
- Normal ( Level I ) :
People living in the Hazard Zone I, II and III may stay in place and should be aware and follows the Local Government regulation by suggesting the Center for Volcanology and Geological Hazard Mitigation ( CVGHM ) - Attention ( Level II ) :
People living in the Disaster Hazard Zone I and II need to increase awareness from the possibility to be affected by a secondary and or primary volcanic hazard when volcanic eruption and or heavy rain occurs, by paying attention to the volcanic activity stated by the CVGHM. In this situation, the Disaster Hazard Zone III is a forbidden area for human being activities. - Standby ( Level III ) :
People who lives in the Disaster Hazard Zone I and/or II shall wait for orders from the Local Government, whether they have to evacuate or stay in place based on suggestion from CVGHM. - Evacuation ( Level IV ) :
People living in the Disaster Zone II have to evacuate based on the order of local Government as suggested by CVGHM, until safe condition is stated.
TRADITIONAL EARLY WARNING SYSTEM
Besides monitoring instruments, a natural phenomena change may indicate an increase in volcanic activities. Animals that live around volcanic environment frequently show an unusual habit. Monkeys, tigers, birds, bees and others go down the volcano may be an indication of the increasing volcanic activity.
It is based on an assumption that animals have a good sensor to detect natural phenomena. Increasing temperature and ground shaking due to the movement of magma beneath the volcano may be detected by those animals. People who live around the volcano believe that those phenomena related to increasing activity of volcano which might be about to erupt.
When a volcano shows an initial eruption, people are warned the eruption by a siren, loud speaker at the mosque and kentongan ( a traditional warning sytem tool ) to anticipate the eruption.