Gelegar Museum Gunungapi Merapi dalam Memeriahkan Festival Kesenian Sleman

29 Sep 2017 Berita, Kegiatan

 Museum Gunungapi Merapi (MGM), Jumat 29 September 2017 mengikuti Festival Kesenian Sleman (FKAS). Festival tersebut dilangsungkan di lapangan Kecamatan Tempel selepas pukul 12.00 WIB. Kegiatan ini tidak hanya diikuti oleh berbagai komunitas penggiat kesenian dari berbagai desa yang ada di wilayah Sleman tapi juga diikuti oleh insan permuseuman. MGM menjadi salah satu peserta yang meramaikan festival tersebut bersama enam museum yang berlokasi di Kabupaten Sleman.

 

Seperti biasanya, MGM selalu membawa replika Gunung Merapi sebagai identitas wajib yang tidak boleh ditinggalkan. Replika ini tidak hanya berwujud gunung saja namun bisa mengeluarkan suara gelegar dan awan panas layaknya gunung tersebut sedang meletus. Namun ada hal yang berbeda kali ini, tidak hanya gunung saja yang museum bawa tapi museum juga menampilkan sosok naga. Alkisah naga ini merupakan Naga Baru Klinting yang merupakan jelmaan dari pusaka milik Ki Ageng Mangir Wonoboyo. Naga ini dikisahkan pernah melingkari tubuh Gunung Merapi dan menjadi salah satu sosok yang menghuni Gunung Merapi.

 

Gunung Merapi merupakan salah satu simbol pelengkap kebudayaan yang ada di Sleman. Banyak sekali seni, budaya, dan juga ilmu pengetahuan lahir darinya. Museum Gunungapi Merapi merupakan lembaga yang berkewajiban untuk menanamkan dan mengajarkan ilmu tentang kegunungapian bagi masyarakat. Kehadiran museum tidak terlepas dari berbagai elemen ilmu, budaya, seni dan mitologi yang mendarah daging di Yogyakarta. Harapannya, museum dapat menjadi jembatan penghubung antara ilmu pengetahuan dan identitas budaya masyarakatnya, sehingga semua elemen tersebut dapat saling bergandengan untuk mewujudkan masyarakat yang istimewa karena budaya sadar bencana.

 

Salam Sahabat Museum!

Museum di Hatiku!

Sosialisasi Museum Gunungapi Merapi: Nilai Filosofi Sumbu Imajiner Dengan Peradaban Kehidupan Orang Jawa

19 Sep 2017 Berita, Kegiatan

Museum Gunungapi Merapi (MGM), Selasa 19 September 2017 mengadakan kegiatan sosialisasi dengan tema Nilai Filosofi Sumbu Imajiner Dengan Peradaban Kehidupan Orang Jawa. Kegiatan tersebut diikuti oleh peserta dari kelompok kesenian dan kebudayaan yang akan mengikuti festival Sumbu Imajiner 2017 di Yogyakarta  dengan narasumber Dr. Djoko Dwiyanto, Msi., yang merupakan Dosen Arkeologi UGM.

 

Sosialisasi ini membagikan ilmu terkait dengan sumbu imajiner di Yogyakarta. Sumbu imajiner merupakan konsep filosofi tata ruang yang disusun oleh Sri Sultan Hamengkubuwono I. Sumbu imajiner yang menghubungkan Gunung Merapi – Tugu – Kraton Yogyakarta – Panggung Krapyak – Laut Selatan secara filisofi merupakan pertemuan sifat laki-laki yang digambarkan oleh Gunung Merapi (makro) dan Tugu (mikro) dengan sifat keperempuanan yang digambarkan oleh laut selatan (makro) dan Panggung Krapyak (mikro) yang akan melahirkan kesuburan. Sumbu imajiner memiliki makna perjalanan manusia dari lahir sampai kembali kepada sang Khalik. Gunung Merapi yang berada di bagian utara dilambangkan sebagai api, pantai selatan dilambangkan sebagai air, dan Kraton Yogyakarta berada di tengah-tengah yang merupakan titik imbang. Kraton menjadi titik keseimbangan antara hubungan vertikal dan horizontal. Secara simbolis filosofis, sumbu imajiner ini melambangkan konsep hablum minallah – sangkan paraning dumadi, dan hablum minannas – manunggaling kawula-Gusti.

Dari filosofi sumbu imajiner tersebut terdapat ajaran tata nilai budaya jawa oleh Sri Sultan Hamengkubuwono I antara lain: Hamemayu Hayuning Bawono yang artinya perilaku yang mengutamakan keselarasan, keserasian dan keseimbangan hubungan antara manusia dengan alam, manusia dengan manusia, dan manusia dengan Tuhan. Selain itu, terdapat Falsafah sewiji (bersatu), greget (semangat), sengguh (percaya dengan kemanpuan sendiri), dan ora mingkuh(bertanggung jawab).

Museum Gunungapi Merapi juga membahas keberadaan sumbu imajiner ini sebagai salah satu bagian budaya yang tidak bisa ditinggalkan jika membicarakan Gunung Merapi. Tidak hanya koleksi saja yang terkait dengan sumbu imajiner namun filosofi ini juga diwujudkan pada dasar arsitektur bangunan museum. Berbagai kosep nilai, moral, serta budaya luhur muncul dengan penuh pemikiran luhur. Sudah selayaknya museum ikut melestarikan dan menanamkan nilai-nilai tersebut sehingga tidak hanya terwujud dalam konsep tapi juga dalam kehidupan masyarakatnya.

Meningkatkan Kekeluargaan Insan Permuseuman melalui Senam Bersama Barahmus DIY

25 Aug 2017 Berita, Kegiatan

Museum Gunungapi Merapi (MGM) Jumat, 25 Agustus 2017, melaksanakan senam bersama seluruh insan permuseuman yang ada DIY. Kegiatan ini merupakan kegiatan rutin Badan Musyawarah Musea (Barahmus DIY) yang dilaksanakan setiap bulan di hari Jumat minggu terakhir. Kegitan Ini digelar secara bergantian antar museum-museum yang ada DIY.

Senam dimulai pada pukul 08.00 bertempat di halaman depan gedung MGM. Senam di hadiri oleh ketua Barahmus DIY, Prof.Dr. Suratman Worosuprojo Msc, kepala-kepala museum di DIY, staff dan insan permuseuman terkait serta beberapa instansi pemerintahan seperti dari BPCB DIY, TNGM, dll. Jumlah perserta senam mencapai  lebih dari 200 orang. Kegiatan ini juga diramaikan oleh kedatangan Peserta Pelatihan dan Sertifikasi Pemandu Museum 2017 yang dilaksanakan dari tanggal 21-26 Agustus 2017 di DIY.

Besar sekali harapan insan permuseuman agar museum-museum di DIY ini semakin maju dan dicintai tidak hanya oleh penggiat museum namun juga oleh masyarakat. Kegiatan senam yang dilakukan ini menujukkan bahwa ikatan insan permuseuman  DIY tidak hanya sebatas kepentingan instansi namun juga dalam ikatan kekeluargaan yang erat, saling bergandengan untuk mewujudkan visi dan misi museum untuk kepentingan masa lalu, kini, dan masa yang akan datang.

Salam sahabat Museum!

Museum di Hatiku!

Kunjungan Anggota Paskibraka Kabupaten Sleman 2017 ke Museum Gunungapi Merapi

19 Aug 2017 Berita, Kegiatan

Museum Gunungapi Merapi (MGM) – Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (PASKIBRAKA) Kabupaten Sleman yang bertugas dalam upacara Peringatan detik-detik Proklamasi dan Pengibaran Duplikat bendera Pusaka HUT RI ke-72 yang dilaksanakan di Alun-alun Denggung Kabupaten  adalah 18 siswa 18 siswi terpilih dari seleksi yang dilakukan Dinas Pemuda dan Olahraga yang dibantu oleh TNI, POLRI dan Purna Paskibraka Indonesia (PPI) Sleman.

Rangkaian kegiatan Paskibraka Kabupaten Sleman setelah bertugas pada tanggal 17 Agustus 2017 seperti yang disampaikan salah satu pendamping dari Purna Paskibraka Indonesia, Nurul Hikmah Bella, “Kegiatan adik-adik Paskibraka 2017 pada tanggal 18 adalah Temu Gubernur DIY dan Paskibraka se-DIY di Kepatihan pagi hari, dilanjutkan resepsi Kenegaraan di Pendopo Parasamya Kabupaten Sleman bersama Bupati Sleman. Pada tanggal 19 Agustus dilanjutkan wisata lokal di kabupaten Sleman yang mencakup tentang Pendidikan, Teknologi, Budaya, untuk itu kami mengajak adik-adik Paskibraka Kabupaten Sleman 2017 untuk berkunjung di Museum Gunungapi Merapi supaya dapat menambah wawasan tentang kegunung apian dan dilanjutkan 2 kegiatan selanjutnya”.

Dalam kunjungan tersebut diterima langsung oleh Kepala Museum Gunungapi Merapi Bapak Ari Triyono, dalam sambutannya beliau menyampaikan kepada adik-adik anggota Paskibraka Kabupaten Sleman untuk bisa membantu mempromosikan dan mengenalkan Museum di Yogyakarta pada umumnya dan museum Gunungapi merapi pada khususnya, “Kami mengharapkan kepada adik-adik Paskibraka untuk memperkenalkan dan mungkin bisa mengajak teman-temannya untuk dapat berkunjung ke Museum, Karena di museum adik-adik dapat menambah pengetahuan terutama tentang Gunungapi merapi, mengenal karakteristik gunung api dan wawasan baru yang lain”.

Salah satu anggota Paskibraka yang mengikuti kunjungan museum yaitu Feval menyampaikan bahwa sangat menyenangkan berkunjung ke museum karena belum pernah dan banyak ilmu yang diperoleh, “Sangat menyenangkan, karena saya baru 1 tahun ini pindah ke Jogja dan belum mengunjungi tempat tempat seperti  Museum Gunungapi Merapi ini”.

Dalam kunjungan tersebut anggota Paskibraka didampingi oleh edukator museum yang membantu dalam menjelaskan apa saja koleksi Museum Gunungapi Merapi, diakhiri dengan menonton film Mahaguru Merapi.(dkp)

Pameran Pendidikan Kab.Ciamis

7 Aug 2017 Berita, Kegiatan

Museum Gunungapi Merapi (MGM) – Di awal bulan Agustus ini Museum Gunungapi Merapi  mengikuti acara Pameran Pendidikan yang diselenggarakan oleh Museum Listrik dan Energi Baru (MLEB) Jakarta, bertempat di Dinas Pendidikan Kabupaten Ciamis, Jawa Barat. Pameran ini didukung oleh Museum Transportasi, Museum Olahraga dan Dinas Kebudayaan Kabupaten Sleman, yang di dalamnya terdapat Museum Gunungapi Merapi, Museum Pendidikan Indonesia, dan Museum Monjali sebagai peserta pameran. Pameran yang berlangsung dari tanggal 7-11 Agustus 2017 ini mengusung tema “Dengan Semangat Kemerdekaan Membuka Jalan Anak Didik Generasi Bangsa Meraih Prestasi Termulia dalam kehidupannya dan Membawa Kita Menjadi Bangsa Pemenang”.

Di hari pertama pameran (7/8), stand MGM dibanjiri oleh pengunjung dari siswa-siswa sekolah dasar di Kabupaten Ciamis. Terlihat antusiasme pengunjung sangat tinggi dan banyak yang menanyakan tentang keberadaan Gunungapi Merapi.

[supsystic-gallery id=’1′]

Kegiatan Ambassador Museum Gunungapi Merapi

28 Jul 2017 Berita, Kegiatan

Museum Gunungapi Merapi (MGM) – Sebanyak 30 finalis Duta Museum DIY didapuk menjadi Museum Ambassador untuk 30 museum yang ada di DIY, Jumat (14/7/2017). Kehadiran para duta ini diharapkan bisa menjadi salah satu instrumen untuk mengembangkan museum. Ambassador Museum Gunungapi Merapi ditetapkan Sdr. Duwi Kurnianto Pambudi yang berprofesi sebagai salah satu pengajar di Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Yogyakarta. Ambassador Museum Gunungapi Merapi membantu dalam mempromosikan Museum Gunungapi Merapi kepada masyarakat luas untuk lebih mengenal dan mengunjungi Museum Gunungapi Merapi. Museum Gunungapi Merapi salah satu destinasi wisata edukasi untuk menambah pengetahuan dan informasi mengenai Gunung Merapi, mitigasi bencana, dan potensi sumberdaya gunungapi.

Kegiatan yang dilakukan oleh Ambassador Museum Gunungapi Merapi yaitu Kegiatan Mendongeng Bersama Forum Anak Sleman (FORANS) untuk kalangan anak Taman Kanak-Kanak pada tanggal 28 Juli 2017. Dalam kegiatan mendongeng tersebut melibatkan sekitar 150 anak yang berasal dari sekolah di sekitar Museum Gunungapi Merapi. Pengenalan Gunung Merapi yang dikemas dalam dongeng untuk anak-anak diharapkan dapat lebih mengenalkan keberadaan dan karakteristik Gunung Merapi kepada anak-anak.

Mensos Resmikan Patung 5 Anggota Tagana yang Gugur Saat Erupsi Merapi 2010

Menteri Sosial RI Khofifah Indar Parawansa meresmikan lima patung anggota Taruna Tanggap Bencana (Tagana) yang gugur saat bertugas ketika erupsi Merapi 2010 lalu.

Kelima patung anggota Tagana ini diletakkan di museum Gunung Merapi.

Menteri Khofifah mengatakan, lima anggota Tagana yang gugur tersebut yakni Slamet Ngatiran, warga Ngrangkah, Umbulharjo, Sleman; Juprianto, warga Banjarsari, Glagaharjo, Sleman; Samiyo, warga Srunen, Glagahharjo, Sleman; Arianto Prasetyo, warga Srunen Glagaharjo, Sleman; dan Supriyadi, warga Banaran Galur, Kulon Progo.

“Kelima almarhum adalah relawan sekaligus pahlawan kemanusiaan. Mereka gugur saat membantu sesama manusia ketika terjadi erupsi Merapi 2010 lalu,” ujar Khofifah di museum Gunung Merapi, Sleman, Minggu (4/12/2016).

Khofifah mengungkapkan, kelima almarhum yang gugur ini menjadi motivasi dalam menumbuhkan semangat Taruna Siaga Bencana untuk membantu sesama manusia. Bahkan, dalam membantu sesama, petugas Tagana sampai mengorbankan nyawa.

“Ini menjadi bagian penguatan semangat kita bersama, di mana Tagana pengorbanannya tidak hanya meneteskan air mata, keringat, tetapi sampai tahapan menyerahkan nyawa untuk membantu sesama manusia,” tegasnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Sosial DIY Untung Sukaryadi menjelaskan, pada Oktober dan November 2010 lalu terjadi bencana erupsi Merapi yang menyebabkan jatuhnya korban jiwa.

Selain masyarakat, ada lima anggota Tagana yang saat itu sedang bertugas juga menjadi korban letusan Merapi.

“Walaupun sudah kita latih dengan maksimal, kadang-kadang Allah dan alam berkehendak lain seperti yang terjadi terhadap saudara-saudara kita yang gugur dalam menjalankan tugas kemanusiaan,” katanya.

Menurut Untung, gugurnya kelima anggota Tagana tidak akan membuat surut semangat kemanusiaan masyarakat, malah sebaliknya mampu meningkatkan semangat kerelawanan warga Yogyakarta.

“Tidak menyurutkan dan membuat takut masyarakat. Karena jiwa masyarakat Yogyakarta adalah jiwa relawan sehingga apa pun kondisinya akan tumbuh jiwa-jiwa relawan,” ucapnya.

Hal ini, imbuhnya, terbukti dengan semakin banyaknya masyarakat yang tergabung dalam Tagana.

Berdasarkan data pada tahun 2010, anggota Tagana aktif sebanyak 350 orang. Pada tahun 2016, jumlahnya berlipat menjadi 1.034 orang.

Jumlah itu masih ditambah dengan anggota sahabat Tagana di DIY yang ada sekitar 3.000 orang.

“Ini bukti bahwa dengan gugurnya lima almarhum menjadi inspirasi dan motivasi bagi masyarakat Yogyakarta,” pungkasnya.

Dalam kesempatan ini, Menteri Khofifah juga memberikan bantuan uang sebesar Rp 10 juta kepada keluarga lima anggota Tagana yang gugur.

Hadir pula dalam acara peresmian patung lima anggota Tagana itu Gubernur DIY Sri Sultan HB X.

1 2

Search

+