Pengamatan Gunungapi Indonesia
KODE : L1.SB.D6,D7,D8
PEMERIKSAAN GUNUNGAPI ZAMAN BELANDA
– Ilustrasi Gunungapi Merapi oleh Jughhuhn 1835
– Ilustrasi Kubah Lava Gunungapi Merapi dilihat dari Gunungapi Merbabu oleh Junghuhn 1836
– Ilustrasi kubah lava Gunungapi Merapi oleh Jughhuhn 1836SEJARAH PENGAMATAN GUNUNGAPI INDONESIA
1920
Setelah letusan Gunungapi Kelud di Jawa Timur tahun 1919 yang menewaskan lebih dari 5000 orang, pemerintah Hindia Belanda pada 16 September 1920 membentuk Vulkaan Bewakings Dients ( Dinas Penjagaan Gunungapi ) yang bertugas mengamati aktivitas Gunungapi.
1922
Diresmikan menjadi Volcanologische Onderzoek ( VO ).
1922-1941
Volcanologische Onderzoek membangun beberapa pos penjagaan gunungapi sejak tahun 1920 di beberapa tempat khususnya di Pulau Jawa; antara lain Pos Krakatau, Tangkuban Perahu, Papandayan, Kawah Kamojang, Kelud, Semeru, Kawah Ijen dan Merapi. Di Merapi dbangun 5 pos penjagaan gunungapi, yaitu Maron, Krinjing, Babadan, Plawangan dan Ngepos. Sejak tahun 1939 VO mulai dikenal secara international sebagai Volcanological Survey.
1942-1945
Pada saat pendudukan Jepang, kegiatan penjagaan gunungapi ditangani ooleh sebuah badan yang disebut Kazan Chosabu.
1945
Setelah Indonesia merdeka dibentuk Dinas Gunung Berapi (DGB) di bawah Jawatan Pertambangan.
1966
Menjadi Urusan Vulkanologi di bawah Direktorat Geologi.
1976
Berubah menjadi Sub Direktorat Vulkanologi di bawah Direktorat Geologi, Departemen Pertambangan.
1978
Menjadi Direktorat Vulkanologi di bawah Direktorat Jenderal Pertambangan Umum, Departemen Pertambangan .dan Energi.
1984
Direktorat Vulkanologi di bawah Direktorat Jenderal Geologi dan Sumber Daya Mineral, Departmen Pertambangan dan Energi.
2001
Sejak 2001 berdasarkan Keputusan Menteri Energi dan sumber Daya Mineral Nomor 1915 tahun 2001, penanganan mitigasi bencana gunungapi, gerakan tanah, gempa bumi dan tsunami, erosi dan sedimentasi ditangani oleh Direktoral Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi.
2005
Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral No.0030 Tahun 2005 mengubah Direktorat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi menjadi Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi di bawah Badan Geologi, Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral.
MILESTONE OF VULCANO MONITORING IN INDONESIA
1920
After Kelud eruption in 1919 killed more than 5000 peoople, the Netherlands Indies government on 16 September 1920 established “Vulkaan Bewakings Dients” ( Vulcano Monitoring Bureau) that handle monitoring for volcanic activities.
1922
Volcanologische Onderzoek (VO) instead of Vukjaan Bewakings Dients.
1922-1941
Vulcanologische Onderzoek has constructed several volcano observatory posts in Java since 1920, such as Krakatau, Tangkuban Perahu, Papandayan, Kawah Kamojang, Kelud, Semeru, Kawah Ijen and Merapi. Around Merapi volcano there were 5 observatory posts constructed, namely Maron, Krinjing, Babadan, Plawangan and Ngepos. Since 1939, VO was recognized internationally as Volcanological Survey.
1942-1945
During Japanese colony, volcanic activities task was handled by Kazan Chosabu.
1945
After Indonesia Independency, Indonesian Government established Volcanological Survey under Mines Bureau.
1966
The Division of Volcanology subtituted the Volcanological survey under Directorate of Geology.
1976
The Division of Volcanology was changed to Sub Directorate of Volcanology under Directorate of Geology, Ministry of Mines.
1978
Establishing the Directorate of Volcanology under General Directorate of Mines, Ministry of Mines and Energy.
1984
Directorate of Volcanology under General Directorate of Geology and Mineral Resources, Ministry of Mines and Energy.
2001
According to the Regulation oof Ministry of Energy and Mineral Resources Number 1915, 2001, mitigation of volcanic hazard, landslide, earthquake and tsunami, erosion and sedimentation were the responsibility of The Directorate of Volcanology and Geological Hazard Mitigation.
2005
According to the Regulation of Ministry of Energy and Mineral Resources Number 0030, 2005 Directorate of Volcanology and Geological Hazard Mitigation changed to be the Center of Volcanology and Geological Hazard Mitigation.